Mengenal Lebih Dekat Saham LPCK dan Potensinya di Bursa

Kalau kamu lagi cari saham properti yang punya sejarah panjang, performa unik, dan nilai strategis dari kawasan industri, kamu wajib banget kenalan sama Saham LPCK. Saham yang satu ini dimiliki oleh PT Lippo Cikarang Tbk, bagian dari kerajaan bisnis Lippo Group, dan punya cerita menarik dari sisi bisnis maupun pergerakan sahamnya.

Dalam artikel ini, kita bakal kupas tuntas mulai dari sejarah perusahaan, performa pasar, hingga bagaimana saham ini diperlakukan oleh investor asing dan publik. Jadi, yuk simak sampai habis!

Sekilas Tentang Saham LPCK

PT Lippo Cikarang Tbk atau lebih dikenal dengan kode saham LPCK, merupakan perusahaan pengembang properti yang cukup disegani di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987 dengan nama PT Desa Dekal, sebelum akhirnya mengalami beberapa kali perubahan nama hingga resmi menjadi PT Lippo City Development pada 1992. Fokus utama LPCK adalah mengembangkan real estat, kawasan industri, dan kota mandiri, khususnya di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Sejak melakukan IPO pada tahun 1997, LPCK terus berinovasi dalam mengembangkan berbagai kawasan hunian, komersial, dan industri. Bukan cuma membangun, LPCK juga menyediakan berbagai layanan pendukung di area propertinya, yang membuat kawasan mereka terasa lengkap dan mandiri. Dengan fokus pada konsep kota mandiri, LPCK menjadi salah satu pemain utama dalam pembangunan kawasan urban baru.

Aktivitas Pasar Saham LPCK

Pergerakan harga Saham LPCK menunjukkan dinamika yang menarik. Per 27 Mei 2025, harga LPCK tercatat di angka IDR 510, mengalami penurunan tipis sebesar 0,97% dibanding hari sebelumnya. Pada hari itu, saham dibuka di harga IDR 500 dan sempat menyentuh level terendah IDR 482 dan tertinggi IDR 520. Volume transaksi tercatat sebesar 664.300 saham dengan nilai mencapai IDR 2 miliar dari total 686 kali transaksi.

Dari sisi valuasi, LPCK memiliki kapitalisasi pasar sekitar IDR 2,57 triliun, menjadikannya berada di peringkat ke-24 dari 95 perusahaan dalam sektor industrinya, dan ke-294 dari seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Meskipun saat ini LPCK belum membukukan rasio P/E yang positif, saham ini tetap menjadi pilihan investor yang melihat potensi jangka panjang dari proyek-proyek properti yang dikembangkan.

Investor Asing di Saham LPCK

Kehadiran investor asing dalam kepemilikan saham LPCK relatif minim, namun bukan berarti mereka menutup mata. Saham ini termasuk dalam radar pemantauan investor luar negeri yang mencari exposure di sektor properti Indonesia. Apalagi dengan pendekatan pembangunan kawasan industri dan hunian, LPCK menjadi pilihan yang cukup rasional bagi investor jangka panjang yang mencari diversifikasi di emerging market seperti Indonesia.

Tingginya porsi saham yang dimiliki oleh pihak pengendali membuat pergerakan investor asing tidak terlalu berpengaruh besar terhadap harga harian. Namun, ketika ada aksi korporasi besar atau rilis laporan keuangan yang signifikan, investor asing kerap ikut bereaksi dan menambah dinamika transaksi di pasar.

Perjalanan IPO Saham LPCK

LPCK resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 24 Juli 1997 dengan menawarkan sebanyak 108.588.000 saham ke publik dari total 696.000.000 saham terdaftar, atau sekitar 15,6% dari seluruh saham. Harga penawaran awalnya adalah IDR 925, dan dari penawaran tersebut, perusahaan berhasil menghimpun dana sebesar IDR 100,44 miliar.

IPO ini didukung oleh dua penjamin emisi utama yaitu PT Lippo Securities dan PT Dongsuh Kolibindo Securities, serta didukung oleh PT Sharestar Indonesia sebagai biro administrasi efek. Dengan masuknya LPCK ke papan pencatatan utama, saham ini menjadi bagian penting dari portofolio properti di pasar modal Indonesia.

Riwayat Dividen Saham LPCK

Meskipun bukan termasuk saham dengan pembagian dividen rutin setiap tahun, LPCK pernah mencatatkan pembagian dividen interim pada tahun buku 2021. Saat itu, perusahaan membagikan dividen sebesar IDR 56 per lembar saham yang dibayarkan pada 22 September 2021.

Keputusan untuk membagikan dividen ini cukup diapresiasi oleh investor, mengingat banyak perusahaan properti cenderung menahan laba untuk reinvestasi. Pembagian dividen ini menjadi sinyal positif bagi pemegang saham bahwa perusahaan memiliki arus kas yang cukup sehat saat itu.

Pemegang Saham LPCK

Mayoritas kepemilikan saham LPCK dikuasai oleh PT Kemuning Satiatama dengan jumlah saham mencapai 2,16 miliar atau setara dengan 80,83% dari total saham beredar. Sisanya, sekitar 19,17% dipegang oleh publik yang masing-masing memiliki kurang dari 5%.

Struktur kepemilikan ini menunjukkan bahwa LPCK masih berada dalam kendali kuat pemegang saham utama, yang berarti kebijakan strategis banyak ditentukan oleh pihak pengendali. Namun dengan adanya kepemilikan publik, saham ini tetap memiliki likuiditas yang memadai untuk diperdagangkan di pasar.

Data Keuangan Terbaru Saham LPCK

Secara keuangan, LPCK menunjukkan performa yang cukup fluktuatif dalam beberapa kuartal terakhir. Pada Q1 2025, perusahaan mencatat pendapatan sebesar IDR 1,07 triliun dengan laba bersih mencapai IDR 142,79 miliar. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Q4 2024 di mana pendapatan hanya IDR 929 miliar dan malah mencatatkan kerugian sebesar IDR 8,18 miliar.

Sementara itu, Q3 2024 menjadi masa yang cukup berat bagi LPCK karena mencatat kerugian sangat besar yaitu IDR 1,67 triliun meskipun pendapatannya sebesar IDR 284 miliar. Namun kondisi membaik di kuartal-kuartal berikutnya, menunjukkan bahwa perusahaan mampu bangkit dan melakukan efisiensi yang menghasilkan profit kembali. Ini menjadi indikator positif bagi investor jangka panjang yang mencari stabilitas.

Penutup

Nah, sekarang kamu sudah punya gambaran lengkap tentang Saham LPCK, mulai dari sejarah, performa pasar, sampai ke laporan keuangannya. Saham ini memang bukan tipe saham yang cocok untuk trader harian karena volatilitas dan likuiditasnya, tapi buat kamu yang percaya pada potensi jangka panjang sektor properti dan konsep kota mandiri, LPCK bisa jadi pertimbangan menarik.

Terlepas dari dinamika pasar yang sering naik turun, LPCK punya pondasi yang kuat sebagai pengembang properti. Jadi, sebelum kamu putuskan beli atau tidak, jangan lupa untuk selalu lakukan riset mendalam dan pantau laporan keuangan serta berita terbarunya. Selamat berinvestasi!