Kamu mungkin pernah mendengar nama KIOS, terutama kalau kamu mulai melirik saham-saham teknologi lokal di Bursa Efek Indonesia. Tapi apa sebenarnya Saham KIOS itu? Kenapa harganya stagnan tapi tetap menarik perhatian sebagian investor? Nah, di artikel ini kita bakal bahas lengkap tentang Saham KIOS. Mulai dari latar belakang perusahaannya, aktivitas pasar, hingga siapa saja pemegang saham utamanya.
Yuk, kita telusuri bersama lebih dalam biar kamu bisa mempertimbangkan sendiri, apakah KIOS bisa masuk ke dalam radar investasi kamu selanjutnya!
Sekilas Tentang Saham KIOS
PT Kioson Komersial Indonesia Tbk, yang lebih dikenal dengan kode saham KIOS, adalah perusahaan teknologi yang memulai perjalanannya sejak Juni 2015. Fokus utamanya adalah menyediakan platform digital bernama Kioson, yang bisa kamu temukan di Google Play. Lewat aplikasi ini, pengguna bisa menjual, membeli, serta membayar berbagai produk digital seperti pulsa, paket data, e-money, hingga tagihan listrik. Gaya hidup digital masyarakat Indonesia menjadi latar belakang kuat dari lahirnya KIOS.
Tutup Sebelumnya | Rp50,00 |
Rentang Hari | Rp50,00 – Rp50,00 |
Rentang Tahun | Rp50,00 – Rp66,00 |
Kapitalisasi Pasar | Rp53,79 Miliar |
Volume Rata-Rata | 5,32 Juta |
Rasio P/E | – |
Hasil Dividen | – |
KIOS sendiri sudah menggandeng lebih dari 80.000 mitra aktif, yang tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadi bukti kalau mereka punya jaringan yang luas, meskipun masih perlu kerja keras untuk mendominasi pasar digital sepenuhnya. Kantor pusat mereka berada di AXA Tower Kuningan City lantai 42, Jakarta Selatan—menandakan bahwa meski perusahaan ini terdaftar di papan pengembangan, mereka cukup serius dengan positioning-nya.
Aktivitas Pasar Saham KIOS
Melihat data terbaru pada 18 Juni 2025, harga Saham KIOS bertahan di level Rp50 per lembar. Bisa dibilang, tidak ada pergerakan signifikan—baik dari segi penawaran maupun permintaan. Volume perdagangan hari itu mencapai 306.000 saham dengan nilai transaksi sekitar 1,07 miliar rupiah. Sayangnya, tidak ada aktivitas bid yang terlihat, menandakan minat pasar yang sedang lesu.
Kode Saham | KIOS |
Harga Saat Ini | IDR 50 (0%) |
Pembaharuan Terakhir | 18 Juni 2025, 04:14 PM |
Pembukaan | IDR 50 |
Penutupan Sebelumnya | IDR 0 |
Penawaran (Offer) | IDR 50 |
Penawaran (Bid) | IDR 0 |
Harga Terendah | IDR 50 |
Harga Tertinggi | IDR 50 |
Volume | 306.000 Saham |
Nilai Transaksi | IDR 1.075.859.968 |
Frekuensi | 20 Kali |
EPS | IDR -1 |
PE Ratio | -56 Kali |
Kapitalisasi Pasar | IDR 53.793 Jt |
Peringkat Kapitalisasi Industri | 18 dari 19 |
Peringkat Kapitalisasi Semua Perusahaan | 870 dari 956 |
Dari sisi valuasi, kapitalisasi pasar KIOS tercatat sebesar IDR 53,79 miliar. Tapi yang menarik adalah posisi kapitalisasi pasarnya berada di urutan 18 dari 19 dalam industri terkait, dan 870 dari 956 untuk keseluruhan perusahaan di bursa. Rasio P/E yang negatif (PE -56x) juga mengindikasikan bahwa perusahaan ini sedang mengalami kerugian, dan pasar belum melihat prospek profitabilitas dalam waktu dekat.
Investor Asing: Masih Belum Dilirik
Kalau kamu berharap banyak dari pergerakan investor asing terhadap Saham KIOS, untuk saat ini harus bersabar. Sejauh ini, saham ini belum cukup menarik perhatian investor luar negeri. Minimnya volume perdagangan dan volatilitas harga yang rendah menjadi penyebab utama. Investor asing umumnya memilih emiten dengan kapitalisasi besar dan prospek pertumbuhan yang lebih jelas.
Meski begitu, bukan berarti tidak ada peluang sama sekali. Di pasar saham, segalanya bisa berubah dengan cepat tergantung dari aksi korporasi atau gebrakan bisnis yang dilakukan perusahaan. Jadi, tetap pantau saja ya.
Sejarah IPO Saham KIOS
Saham KIOS resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 5 Oktober 2017. Saat itu, perusahaan melepas 150 juta saham kepada publik dengan harga penawaran Rp300 per saham. Dengan jumlah saham terdaftar mencapai 650 juta lembar, KIOS hanya melepas 23,08% dari total kepemilikannya ke publik.
Tanggal IPO | 5 Oktober 2017 |
Saham Penawaran | 150.000.000 |
Saham Pendiri | 500.000.000 |
Total Saham Terdaftar | 650.000.000 |
Persentase Saham Penawaran | 23,08% |
Harga Penawaran | IDR 300 |
Dana Terkumpul | IDR 45.000.000.000 |
Biro Administrasi Efek | PT. Sinartama Gunita |
Penjamin Emisi Utama | PT. Sinarmas Sekuritas |
Papan Pencatatan | Development |
Dari IPO tersebut, dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp45 miliar. Dalam prosesnya, KIOS dibantu oleh PT. Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin emisi utama, dan administrasi efek dipegang oleh PT. Sinartama Gunita. KIOS tercatat di papan pengembangan, yang biasanya diisi oleh emiten dengan potensi pertumbuhan tetapi masih menghadapi risiko bisnis yang cukup tinggi.
Dividen: Masih Belum Ada
Sampai saat ini, KIOS belum pernah membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Ini sebenarnya cukup wajar untuk perusahaan yang masih berada dalam fase ekspansi dan sedang mengalami kerugian operasional. Keputusan untuk menahan laba—atau dalam kasus KIOS, menutup kerugian—sering kali menjadi strategi untuk menjaga arus kas perusahaan.
Namun bagi kamu yang tipe investor dividen, saham ini mungkin belum cocok. Tapi kalau kamu lebih suka saham dengan potensi pertumbuhan jangka panjang (growth stock), KIOS bisa kamu amati terus.
Siapa Pemegang Saham Utama KIOS?
Menariknya, struktur kepemilikan Saham KIOS cukup tersebar. Publik memiliki lebih dari 57% dari total saham yang beredar. Ini berarti sebagian besar kepemilikan berada di tangan investor ritel. Selain itu, PT Artav Mobile Indonesia menguasai sekitar 32,56%, menjadikannya pemegang saham terbesar dari sisi korporasi.
Nama Pemegang Saham | Jumlah Saham | Modal Disetor | Persentase |
---|---|---|---|
Public (each below 5%) | 617.490.316 | IDR 61.749.031.600 | 57,39% |
PT Artav Mobile Indonesia | 350.300.000 | IDR 35.030.000.000 | 32,56% |
PT Prambanan Investasi Sukses | 83.369.534 | IDR 8.336.953.400 | 7,75% |
PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk | 24.700.000 | IDR 2.470.000.000 | 2,30% |
Di posisi selanjutnya, ada PT Prambanan Investasi Sukses dengan 7,75% dan PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk yang mengantongi 2,3%. Dari sini terlihat bahwa meskipun didominasi publik, saham ini tetap punya beberapa pemain institusional yang memegang peran penting.
Kinerja Keuangan: Masih Berdarah-darah
Kalau kamu lihat laporan keuangan KIOS, performa mereka sepanjang 2024 hingga kuartal pertama 2025 masih belum menunjukkan perbaikan signifikan. Pada Q1 2025, penghasilan perusahaan hanya Rp3,51 miliar, dengan kerugian bersih mencapai Rp971 juta. Meski kerugiannya menurun dibandingkan kuartal sebelumnya, ini masih jadi sinyal bahwa bisnis mereka belum stabil.
Periode | Pendapatan (IDR) | Laba Bersih (IDR) |
---|---|---|
Q1 – 2025 | 3.512 M | -971 M |
Q4 – 2024 | 30.126 M | -2.858 M |
Q3 – 2024 | 51.094 M | -2.438 M |
Q2 – 2024 | 20.232 M | -3.935 M |
Q1 – 2024 | 20.132 M | -4.568 M |
Q4 – 2023 | 39.274 M | -19.097 M |
Pada Q4 2024, pendapatan sempat naik jadi Rp30,12 miliar, tapi kerugian juga melonjak menjadi Rp2,85 miliar. Bahkan pada Q4 2023, kerugiannya menembus angka Rp19,09 miliar. Angka-angka ini menunjukkan bahwa KIOS masih harus berjuang keras untuk mengubah kerugian menjadi profit. Kalau kamu tipe investor yang sabar dan optimis, ini bisa jadi momen menunggu titik balik.
Penutup
Jadi, bagaimana menurut kamu setelah mengenal lebih dekat Saham KIOS? Dengan harga yang stagnan di Rp50, performa keuangan yang masih negatif, serta minimnya perhatian dari investor asing, memang membuat saham ini terlihat kurang menarik di permukaan. Tapi, jangan buru-buru menyimpulkan.
Saham KIOS tetap punya cerita menarik, apalagi kalau mereka bisa memaksimalkan potensi dari jaringan mitra yang luas dan perkembangan teknologi digital di Indonesia. Kalau kamu tipe investor yang suka tantangan dan percaya pada potensi jangka panjang, bisa jadi KIOS adalah hidden gem yang selama ini kamu cari. Asal tetap lakukan analisis dan pertimbangan matang, ya!