Ketika kamu sedang mencari peluang investasi menarik di pasar saham Indonesia, nama Saham LINK mungkin pernah muncul di radar kamu. Tapi, apa sih sebenarnya LINK itu? Kenapa saham ini menarik untuk dibahas? Nah, dalam artikel ini kita akan mengupas tuntas mulai dari profil perusahaan, pergerakan harga saham, hingga bagaimana kinerjanya dari waktu ke waktu. Jadi, kalau kamu penasaran atau ingin mempertimbangkan untuk masuk ke dalam saham ini, simak terus sampai habis ya!
Sekilas Tentang Saham LINK
Saham LINK adalah representasi dari kepemilikan di PT Link Net Tbk, perusahaan yang awalnya berdiri tahun 1996 dengan nama PT Seruling Indah Permai. Fokus utama mereka sejak awal adalah layanan multimedia dan internet. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini berkembang pesat dan akhirnya diakuisisi oleh XL Axiata pada tahun 2022. Kini LINK menjadi bagian dari Grup Axiata, salah satu raksasa telekomunikasi di Asia Tenggara.
Tutup Sebelumnya | Rp1.440,00 |
Rentang Hari | Rp1.440,00 – Rp1.500,00 |
Rentang Tahun | Rp1.015,00 – Rp2.880,00 |
Kapitalisasi Pasar | 4,21 T IDR |
Volume Rata-Rata | 7,75 ribu |
Rasio P/E | – |
Hasil Dividen | – |
Produk yang ditawarkan oleh LINK cukup beragam, dari layanan internet khusus berkecepatan tinggi, komunikasi data lewat kabel terestrial dan bawah laut, hingga layanan berbasis satelit seperti VSAT. Perusahaan ini juga melayani kebutuhan pusat data dan cloud yang menyasar segmen perusahaan. Jadi, LINK ini bukan sekadar ISP biasa, tapi pemain penting di dunia infrastruktur digital Indonesia.
Aktivitas Pasar Saham LINK
Per 30 Mei 2025, Saham LINK ditutup menguat di harga Rp1.500, naik 4% dibanding penutupan sebelumnya. Harga terendah hari itu ada di Rp1.440 dan tertinggi mencapai Rp1.500. Meski volume transaksi hanya 344 saham dengan nilai transaksi Rp100 juta, pergerakan harga ini cukup menarik perhatian pelaku pasar.
Harga Terakhir | IDR 1.500 (+4,00%) |
Pembaharuan Terakhir | 30 Mei 2025, 04:56 PM |
Pembukaan | IDR 1.470 |
Penutupan Sebelumnya | IDR 0 |
Penawaran (Offer) | IDR 0 |
Penawaran (Bid) | IDR 0 |
Harga Terendah | IDR 1.440 |
Harga Tertinggi | IDR 1.500 |
Volume | 344 Saham |
Nilai Transaksi | IDR 100.000.000 |
Frekuensi | 26 Kali |
EPS | IDR -140 |
PE Ratio | -11 Kali |
Kapitalisasi Pasar | IDR 0 Jt |
Peringkat Kapitalisasi Industri | 3 dari 8 |
Peringkat Kapitalisasi Semua Perusahaan | 203 dari 956 |
Kalau kita melihat lebih dalam, rasio PE-nya berada di -11 kali, yang menunjukkan kondisi keuangan yang belum sepenuhnya pulih dari kerugian. Tapi yang menarik adalah kapitalisasi pasar LINK menempati posisi ke-3 dari 8 perusahaan dalam industri terkait. Ini berarti secara fundamental LINK masih punya tempat penting di sektor infrastrukturnya.
Investor Asing: Ada Apa dengan Minat Global?
Menariknya, Saham LINK cukup diminati oleh investor asing, khususnya setelah akuisisi oleh XL Axiata yang berbasis pada grup internasional Axiata. Dukungan modal dan teknologi dari grup ini memberikan angin segar dan meningkatkan kepercayaan pelaku pasar global terhadap stabilitas dan potensi pertumbuhan LINK.
Namun, di sisi lain, kamu juga harus memperhatikan fluktuasi pasar global dan bagaimana dampaknya terhadap saham-saham teknologi seperti LINK. Kadang pergerakan saham ini bisa dipengaruhi oleh sentimen regional, terutama dari Malaysia dan Asia Tenggara.
Perjalanan IPO Saham LINK
Saham LINK resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2 Juni 2014. Saat IPO, LINK menawarkan 304 juta saham ke publik, yang setara dengan 10% dari total saham yang beredar. Harga penawaran saat itu adalah Rp1.600, dan dari IPO tersebut, dana sebesar Rp486 miliar berhasil dikumpulkan.
Tanggal IPO | 2 Juni 2014 |
Saham Penawaran | 304.265.000 |
Saham Pendiri | 2.738.384.384 |
Total Saham Terdaftar | 3.042.649.384 |
Persentase Saham Penawaran | 10,00% |
Harga Penawaran | IDR 1.600 |
Dana Terkumpul | IDR 486.824.000.000 |
Biro Administrasi Efek | PT. Sharestar Indonesia |
Penjamin Emisi Utama | PT. Ciptadana Securities (Affiliated) |
Papan Pencatatan | Main |
Penjamin emisi utama saat itu adalah PT Ciptadana Securities, dan administrasi efek dipegang oleh PT Sharestar Indonesia. Dengan pencatatan di papan utama, LINK langsung mendapatkan perhatian dari investor institusi, termasuk yang berasal dari luar negeri.
Riwayat Dividen Saham LINK
Salah satu daya tarik investasi saham adalah pembagian dividen. LINK termasuk perusahaan yang secara historis rutin membagikan dividen. Misalnya, pada tahun buku 2022, LINK membagikan dividen sebesar Rp45,41 per lembar. Setahun sebelumnya bahkan lebih besar, yakni Rp193,05 per lembar.
Tahun Buku | Dividen per Lembar | Tanggal Pembayaran | Jenis |
---|---|---|---|
2022 | IDR 45,41 | 05 Jun 2023 | Final |
2021 | IDR 193,05 | 02 Des 2022 | Final |
2020 | IDR 102,70 | 09 Jul 2021 | Final |
Sayangnya, tren dividen LINK mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh tekanan keuangan perusahaan atau strategi ekspansi yang mengalihkan dana ke pengembangan bisnis. Tapi kalau kamu tipe investor yang mengincar dividen, data ini tetap penting untuk dipantau.
Siapa Pemilik Saham LINK?
Kepemilikan saham LINK sebagian besar masih dipegang oleh grup Axiata. Axiata Investments (Indonesia) memegang 78,47% saham, sementara PT XL Axiata Tbk memegang 20%. Sisanya, hanya 1,53% yang dimiliki oleh publik.
Nama Pemegang Saham | Jumlah Saham | Modal Disetor | Persentase |
---|---|---|---|
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. | 2.159.290.763 | IDR 215.929.076.300 | 78,47% |
PT XL Axiata Tbk | 550.316.196 | IDR 55.031.619.600 | 20,00% |
Public (each below 5%) | 41.974.025 | IDR 4.197.402.500 | 1,53% |
Treasury Stock | 111.614.500 | IDR 11.161.450.000 | 0,00% |
Artinya, saham LINK masih sangat terkontrol oleh induk usaha, yang bisa memberikan stabilitas dalam pengambilan keputusan. Tapi di sisi lain, ini juga berarti peluang investor publik untuk mempengaruhi arah bisnis cukup terbatas.
Kinerja Keuangan LINK: Harus Waspada atau Optimis?
Kalau kamu tipe investor yang peduli pada fundamental, data keuangan LINK wajib kamu cek. Sepanjang tahun 2024, LINK belum mencatatkan keuntungan. Misalnya di kuartal empat 2024, LINK meraih pendapatan sebesar Rp876 miliar, namun masih membukukan rugi sebesar Rp383 miliar.
Periode | Penghasilan | Keuntungan Bersih |
---|---|---|
Q4 – 2024 | 876.253 M | -383.762 M |
Q3 – 2024 | -188.140 M | -519.240 M |
Q2 – 2024 | 920.233 M | -172.678 M |
Q1 – 2024 | 912.340 M | -109.622 M |
Q4 – 2023 | 993.916 M | -258.974 M |
Q3 – 2023 | 967.729 M | -145.533 M |
Tren kerugian ini juga terlihat dari kuartal-kuartal sebelumnya. Bahkan pada Q3 2024, kerugian mencapai Rp519 miliar. Meskipun pendapatannya masih tergolong besar di atas Rp900 miliar per kuartal, efisiensi dan profitabilitas jadi tantangan besar bagi LINK ke depan. Ini perlu kamu pertimbangkan jika ingin investasi jangka panjang.
Penutup
Saham LINK adalah salah satu saham infrastruktur digital yang menarik di Indonesia. Dengan latar belakang kuat dari XL Axiata dan grup Axiata, serta layanan berbasis teknologi tinggi, LINK punya potensi besar untuk tumbuh di masa depan. Tapi, kamu juga harus realistis terhadap tantangan yang dihadapi seperti tekanan keuangan dan fluktuasi pasar.
Kalau kamu tipe investor yang suka berburu saham turnaround alias saham yang sedang mengalami tekanan namun punya potensi bangkit, maka Saham LINK bisa masuk watchlist kamu. Tapi tentu saja, jangan lupa untuk terus pantau laporan keuangan dan perkembangan terbaru dari perusahaan ini ya!